“Saya merasa bangga dengan kegiatan penggalangan dana ini karena selain kita membantu korban bencana gempa bumi di Lombok, kita juga merasa bangga karena bantuan tersebut bukan berasal dari kita meminta-minta. Akan tetapi bantuan tersebut juga berasal dari kerja keras kita berlatih menjadi seorang entrepreneur muslim yang mandiri dan peduli”.
Tolong menolong merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam. Dalam Islam, antara muslim dengan muslim yang lainnya ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh merasakan sakit maka anggota tubuh yang lain ikut merasakan sakitnya. Begitulah rasa peduli terhadap sesama yang dibangun oleh Pondok Pesantren Mahasasiswa Entrepreneur (PPME.) Nuris 2 Mangli-Jember. Kemarin (12/09) PPME. Nuris 2 Mangli Jember berdonasi kepada korban gempa di Lombok melalui Indonesia Bangkit Cabang Jember.
Siti Nur Hasanah sebagai ketua pengurus putri PPME. Nuris 2 Mangli Jember mengungkapkan dalam sambutannya bahwa uang yang didonasikan bersumber dari praktek pelatihan entrepreneur yang disampaikan pada kegiatan mabisa kemarin (08/09).
“Terima kasih saya sampaikan kepada santri baru yang telah bekerja keras dalam penggalangan untuk korban gempa bumi di Lombok. Penggalangan ini sangat luar biasa karena kita tidak hanya meminta. Akan tetapi, kita mendonasikan hasil dari jerih payah kita sendiri yaitu dengan kita melakukan praktek entrepreneur yang telah disampaikan oleh pemateri dalam kegiatan mabisa”. Ungkap wanita cantik kelahiran Probolinggo ini.
Kuni Ainus Sa’adah salah satu pengurus putri PPME. Nuris 2 Mangli-Jember menambahkan bahwa penggalangan dana untuk korban gempa bumi lombok ini kami ambil dari praktek entrepreneur agar santri baru benar-benar melaksanakan nilai Islam secara kaffah terutama mental pemberi bukan penerima.
“Pengggalan dana ini kami ambilkan dari hasil praktek entrepreneur santri baru agar santri memiliki mental sebagai seorang pemberi yang pemberian tersebut tidak berasal dari pemberian. Artinya kami ingin menanamkan nilai hadits yang artinya “Tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah”. Untuk itu kami tidak ingin membantu korban bencana Lombok dari hasil tangan dibawah atau meminta””. Tegas kuni
Liliana Akim Himataka salah satu peserta penggalangan mengaku bangga dengan kegiatan ini karena telah berhasil membantu korban bencana gempa bumi dari hasil jerih payahnya sendiri.
“Saya merasa bangga dengan kegiatan penggalangan dana ini karena selain kita membantu korban bencana gempa bumi di Lombok, kita juga merasa bangga karena bantuan tersebut bukan berasal dari kita meminta-minta. Akan tetapi bantuan tersebut juga berasal dari kerja keras kita berlatih menjadi seorang entrepreneur muslim yang mandiri dan peduli”. Kata Himataka.
*Humas PPME. Nuris 2 Mangli-Jember
*Copyright2018
*Copyright2018